Monday, July 29, 2013

Apa itu Su'udzon?

"Iyyaakum Wazhzhanna Fa Innazhzhanna Akdzabul Hadiistsi Walaa Tahassasuu Walaa Tajassasuu Walaa Tanaa Jasyuu Walaa Tahaasadul Walaa Tabaaghaduu Walaatadaabarruu Wakuunuu Ibaadallaahi Ikhwaanan". (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Maslamah).

Artinya :
Sabda Rasulullah Saw :
"Jauhilah olehmu purbasangka, sesungguhnya purbasangka itu pendusta benar (sedusta-dusta pembicaraan). Dan janganlah kamu mendengar rahasia orang, jangan mengintip aib orang, jangan tambah menambahi harga untuk menipu, jangan saling mendengki, benci membenci dan jangan pula bermusuhan. Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara". (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Maslamah).

Su'udzon berasal dari kata "zhan" yang artinya purbasangka, biasanya diarahkan kepada sangka yang buruk atau istilahnya Su'udzon lawan dari husnudzon artinya berbaik sangka. su'udzon bisa diumpamakan pada saat ada seseorang yang menyangka atau berfikir yang buruk kepada orang lain, hal ini dapat merusak persaudaraan dan tali silaturahmi, karena dapat menimbulkan yang namanya fitnah, dan fitnah tersebut dapat merugikan orang lain sehingga hal ini sangat ditentang dalam Islam.

Sebagai umat islam kita harus memiliki sifat husnudzon atau berbaik sangkakepada orang lain, hal ini dapat menimbulkan rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama makhluk Allah (manusia). Kita pun diwajibkan untuk saling bersaudara mengapa? karena bersaudara akan menambah sikap saling tolong menolong kita, sesama manusia kita tentunya saling membutuhkan, bersaudara merupakan jalan untuk mengurangi permusuhan, bersaudara itu bisa bermacam-macam bentuknya, dan berikut ini adalah hal-hal yang perlu dijaga untuk mencapai persaudaraan :
1) Jangan berburuk sangka (su'udzon), menyangka-nyangka tanpa bukti dan hanya kira-kira saja tanpa diselidiki, sebab dengan berprasangka burukdapat mengakibatkan permusuhan dan keretakan persaudaraan,
2) Suka mendengar-dengar rahasia kawan atau orang lain, jauhilah rasa untuk ingin mengetahui rahasia orang lain yang tidak baik, hal ini pun dapat menimbulkan fitnah.
3) Suka mengintai-intai atau mencari-cari dan membicarakan aib orang lain, dicari-cari kesalahannya agar memperoleh celaka, sebab tak suka orang lain senang.
4) Suka menambah-nambah harga dalam jual-beli untuk menipu, atau menawar lebih tinggi dari orang lain sedang ia sendiri tak jadi beli.
5) Saling mendengki, iri hati, tak suka orang lain memperoleh kenikmatan, atau nikmat orang lain agar hilang sekali, biar pun ia sedang tak mendapat nikmat yang besar.
6) Bermarah-marah, hanya karena sebab kecil yang tak disukai, yang kalau tidak dapat dilerai timbullah permusuhan.
7) saling bermusuhan, tak mau menegur karena adanya suatu kesalahan yang sepele saja.

Tujuh macam hal inilah yang perlu kita jaga agar tidak menghingap pada diri kita, atau dalam kata lain kita harus menjauhi sikap-sikap seperti diatas agarterwujudnya persaudaraan yang kental dan indah. Menjauhi sikap Su'udzonsesungguhnya sangat penting bagi kita.

Wednesday, July 24, 2013

Doa Tak Diterima Karena Jimat?

tasbih
Pernah dengar kata-kata Jimat? Bagaimanakah hukumnya orang yang punya jimat dalam Islam? Apakah doa-doa kita akan diterima Allah jika kita punya benda-benda tersebut?
Sesungguhnya seseorang yang memiliki jimat sudah tentu meyakini bahwa jimat ini memiliki kekuatan yang dapat memberikan manfaat dan mudharat dari selain Allah. Jadi jelas, perbuatan ini termasuk salah satu perbuatan syirik. Bagaimana Allah mau menerima doa-doa kita, sedangkan kita telah melakukan perbuatan yang mendatangkan murka-Nya?
Di antara perbuatan syirik lainnya adalah:
Memohon pertolongan kepada orang mati, ruh atau jin untuk memudahkan urusannya. Beranggapan bahwa aturan atau hukum buatan manusia lebih baik daripada hukum Allah swt, atau menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Sihir. “Dari Bujalah Bin ‘Abdah berkata bahwa Umar ra telah mengirim surat kepada para gubernurnya untuk menghukum mati para tukang sihir.”
Perdukunan. “Barang siapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR Abu Daud)
Bersumpah dengan selain Allah. “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah syirik.” (HR Tirmidzi)
Mantera dan Jampi-jampi. “Sesungguhnya bermantera (ar-ruqa’), dan jimat (tama’im) dan pekasih/pelet (at-tiwalah) adalah syrik.“ (HR Ibnu Majah)
Merasa sial karena sesuatu. Kata Nabi saw, “Barangsiapa yang tidak jadi melakukan sesuatu karena merasa sial, maka ia telah syirik.” Lalu para sahabat ra bertanya, “Lalu bagaimana kafarat dari hal tersebut, wahai Rasulullah?” Maka jawab Nabi saw, “Katakanlah, Allahumma la khaira illa khairaka wala thiyara illa thiyaraka wala ilaha ghairaka.” (HR Ahmad)
Syirik kecil yaitu riya’, merasa senang saat orang lain melihat perbuatan baiknya dan menambahnya, juga merasa malas saat tak ada yang melihatnya dan menguranginya. Rasullah saw bersabda, “Yang paling aku takutkan terjadi atas kalian adalah syirik kecil.” Lalu para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Jawab Rasulullah, “Riya’.” (HR Ahmad dan Abu Daud)
Hukum yang diterima oleh pelaku syirik di antaranya dapat menggugurkan semua amal baik, sebagaimana QS Az-Zumar (39): 65, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi’.” Apabila tidak bertobat ketika masih hidup atau saat meninggalnya masih berbuat syirik maka ia kekal dan abadi di neraka.
Lalu pada QS An-Nisaa’ (4): 116, Allah juga menegaskan, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”

@raditmr