Friday, August 16, 2013

"Merdeka Tapi Masih Berduka"

Assalamualaikum semuanya. Merdeka Merdeka Merdeka.
68 Tahun silam pada zaman nenek dan kakek kita masih muda Indonesia mengikrarkan kemerdekaannya. Tidak terasa sudah 68 tahun berlalu banyak pencapaian yang cukup membanggakan tanah air kita (Indonesia) dari berbagai sektor-sektor yang kita miliki ini. Sekarang rakyat indonesia sudah bisa sedikit tersenyum karena generasi saat ini tak perlu lagi memegang senjata dan terjun ke medan perang yang bersimbah darah jihad di jalan allah untuk mencapai kemerdekaan.
Lantas apa kemerdekaan itu? Kemerdekaan adalah suatu keadaan dimana seseorang, sekelompok orang maupun suatu negeri yang bebas dari campur tangan bangsa asing yang memonopoli urusan-urusan kita.
Lantas apa sekarang ini kita sudah merdeka? belum, memang kita sudah tidak berperang lagi untuk merdeka namun seutuhnya kita belum mencapai merdeka yang hakiki. Mengapa? kita masih tergantung sama bangsa asing dari berbagai sektor sehingga bangsa asing itu bisa memonopoli urusan-urusan bangsa kita walau tanpa senjata.
Lantas apa hanya itu saja? tentu tidak, di dalam bangsa indonesianya sendiri juga masih banyak yang belum sadar akan kemerdekaan, Mengapa? di negara kita masih terjadi penindasan bagi orang-orang yang lemah, pembangunan yang tidak merata, korupsi merajalela, dll. Tentu ini bisa mengakibatkan kecemburuan sosial di antara kita.
Banyak diantara kita yang sekarang lupa akan adanya Allah swt, agama hanya dijadikan identitas semata sehingga sekarang ini banyak kejadian seperti pada zaman zahiliyah sehingga Allah swt enggan memberikan keberkahan untuk negara kita, padahal Rasullah bernah berkata "Shalat itu tiang agama." dan allah berfirman "Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar." (QS Al-Ankabut:45) .
Banyak pemimpin-pemimpin kita yang lupa akan amanah yang dia emban sebagai pemimpin. Sehingga menimbulkan sifat keserakahan ingin memperkaya diri sendiri yang mengakibatkan banyak terjadi penyelewengan jabatan dan korupsi. Rasulallah bersabda "Tunaikanlah amanah kepada orang yang engkau dipercaya (untuk menunaikan amanah kepadanya), dan jangan khianati orang yang telah mengkhianatimu". (Diriwayatkan oleh al Imam Ahmad dan Ahlus Sunan). Allah swt berfirman "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS Al-Anfal:27) 
Tentu kita harus merevolusi sifat-sifat buruk kita, kita harus bisa menghilangkan sifat-sifat buruk kita yang merugikan negara ini agar kita bisa mencapai kemerdekaan yang hakiki dan diridhoi oleh Allah swt. Untuk para pemimpin-pemimpin yang duduk di kursi sana mari menjaga amanah yang kalian emban, keputusan indonesia maju atau tidak ada ditangan engkau wahai para pemimpin. ibarat di dalam mobil kami (Rakyat) hanya penumpang saja tapi anda-anda lah yang menjadi sopir kami (pemimpin), jika anda celaka sudah pasti kami celaka dan jika anda sukses sudah pasti kami akan sukses.
Apakah kita mau diturunkan azab oleh Allah swt seperti yang diturunkan kepada kaum nabi Luth? tentu tidak. Maka dari itu sebelum azab dari Allah swt datang kepada kita, mari kita bertobat dan merefresh diri kembali ke jalan yang benar. Di dalam usia Indonesia yang ke 68 tahun ini, jadikan ini titik awal kemajuan untuk bangsa kita tercinta untuk merdeka yang hakiki. 
"Merdeka tapi masih berduka."
wasalammualaikum :) 

Tuesday, August 13, 2013

Puasa Enam Hari Syawal

Puasa enam hari pasca Ramadhan (di bulan Syawal) hukumnya adalah sunnah, berdasarkan sabda Rasulullah SAW. "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan disusulkan dengan enam hari dari syawal maka seolah-olah ia berpuasa selama setahun." (HR. Muslim)
Fadilah (keutamaan) puasa enam hari syawal sangat luar biasa. bayangkan saja jika kita bisa melaksanakan puasa enam hari di bulan syawal sama saja berpuasa setahun penuh alias 365 hari sesuai dengan hadist nabi diatas, tentu ini adalah ladang pahala juga untuk kita setelah ramadhan berlalu.
Waktu puasa syawal tidak harus pada hari senin dan kamis di bulan syawal tapi juga bisa dilaksanakan di hari-hari selain itu yang penting hari-hari itu pada bulan syawal. Lantas bagaimana jika kita masih punya hutang puasa di bulan ramadhan? kalau seumpama kita punya utang puasa ramadhan, lalu kita bisa selesaikan di bulan syawal bersamaan dengan puasa enam hari syawal, maka tentu hal itu yang terbaik. Jadi lepas syawal dua-duanya kelar alias tuntas alias beres. Tapi kalu misalnya syawal-nya sudah mepet sementara du-duanya belum dikerjakan, maka dahulukan pelaksanaan puasa enam hari syawal, oleh karena waktunya terbatas hanya di bulan itu. sedangkan puasa qadha, bisa saja dilakukan kapan saja hingga ramadhan berikutnya. Wallahu A'lam!!

@raditmr